Sabtu, 03 April 2010

MY LIFE MY STORY

Hari yang cerah, hari ini seperti biasa aku dengan keseharianku. Namaku lita aku terlahir sebagai anak di keluarga yang sangat kaya raya. Ayahku adalah seorang presdir di salah satu perusahaan terkemuka di Jakarta, sedangkan ibuku adalah pewaris tunggal dari harta kekayaan eyang ku. Aku hidup sangat berkecukupan, sekilas orang memandangku sebagai gadis muda yang sempurna, punya wajah cantik, tubuh yang tinggi semampai, kulit yang putih, cerdas, dan kaya raya, tak heran kalau banyak pria di kampus ku yang berlomba-lomba untuk mendapatkan aku.
Namun aku tak pernah menggubris itu semua. Di hadapan orang aku pun selalu tampil seperti apa yang di bayangkan orang kebanyakan di luar sana. Namun aku sesungguhnya tak sama dengan aku yang orang kenal. Aku yang sesungguhnya adalah lita yang rapuh, putus asa, dan selalu tidak percaya diri. Maklum aku adalah seorang anak broken home. Orang tuaku bercerai saat aku berusia 5 tahun. Kejadiaan itu kira-kira 14 tahun yang lalu. Saat itu aku sedang liburan sekolah, seperti biasa setiap liburan sekolah aku dan keluargaku selalu traveling ke luar negri, saat itu aku hanya pergi dengan mama dan tanteku, lebih tepatnya adik dari ayah ku, kebetulan ayahku tidak bisa ikut karena ada urusan kantor.
Aku, mama, dan tanteku pergi dengan pesawat jet pribadi kami, seperti biasa kami sangat menikmati liburan ini. Kami mendatangi tempat-tempat yang sebelumnya belum kami datangi, aku sangat senang sekali. Seminggu berlalu saatnya aku mama dan tanteku kembali ke Jakarta, karena mamaku masih banyak urusan kantor yang masih tertunda, lagi pula masa liburanku juga akan segera berakhir. Mama mengemas-ngemasi barang-barangku, kami pun berangkat ke bandara, saat itu waktu menunjukan pukul 4 sore waktu belanda.
Tak lama menunggu pesawat jet pribadi kami pun datang, aku pun dengan semangat menaikinya, aku tak sabar menemui ayah dan memberikan nya hadiah yang aku beli dari belanda yaitu sebuah kacamata. Selang beberapa menit kemudian pesawat kami pun berangkat meninggalkan belanda. Menit-menit pertama di pesawat telah aku lewati, mungkin sekitar 1 jam kemudian aku merasa ada yang aneh dengan pesawat ini, ternyata benar dugaan ku gerakan pesawat nya tak beraturan tanpa aku sadari pesawat yang aku tumpangi jatuh, aku tidak begitu tau dimana lokasi jatuhnya pesawat, aku hanya merasakan sakit yang luar biasa pada kakiku, setelah itu aku sudah tak sadarkan diri, saat aku membuka mata aku sudah berada di satu ruangan, ternyata aku ada di rumah sakit.
kakiku masih terasa sangat sakit, betapa terkejutnya aku saat tau kakiku sudah di amputasi, dan papahku menyalahkan mamahku atas apa yang terjadi padaku, kata papa ini semua tidak akan terjadi kalau mama tidak mengajakku liburan ke belanda. Selama 14 tahun ini aku hidup hanya di topang dengan satu kaki, aku heran meskipun begitu kenapa semua orang masih menganggapku wanita sempurna, seperti mereka tidak pernah tau kalau aku ini cacat. Mungkin semua ini mereka lakukan karena rasa kasihan mereka padaku. Karena kecacatanku ini pula aku tidak pernah mengecap manisnya masa-masa pacaran aku tidak pernah membuka hati untuk seorang pria, aku tak ingin mereka memanfaatkan kecacatanku, namun aku sadar bahwa aku harus bangkit dari keterpurukan ini. Mungkin ini adalah takdir yang digariskan tuhan untukku, aku juga tau tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya. Aku harus bersyukur dengan apa yang di berikan tuhan untukku. And life must go on…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar